CINTA (I)
Lalu
berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta. Dan dia
mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu, dan
keheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:
Pabila
cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia, Walau jalannya sukar dan
curam. Dan pabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya. Walau pedang
tersembunyi di antara hujung-hujung sayapnya bisa melukaimu. Dan kalau
dia berbicara padamu percayalah padanya. Walau suaranya bisa menggetar
mimpi-mimpimu bagai angin utara membinasakan taman. Kerana sebagaimana
cinta memahkotai engkau, demikian pula dia akan menghukummu.
Sebagaimana
dia ada untuk menyuburkanmu, demikian pula dia ada untuk mencantasmu.
Sebagaimana dia mendaki ke puncakmu dan membelai mesra ranting-ranting
lembutmu yang bergetar dalam cahaya matahari. Demikian pula dia akan
menghunjam ke akarmu dan menggegarkannya di dalam pautanmu pada bumi.
Laksana selonggok jagung dia menghimpun engkau pada dirinya. Dia
menghempuk engkau hingga kau telanjang Dia mengasing-asingkan kau demi
membebaskan engkau dari kulitmu. Dia menggosok-gosok engkau sampai putih
bersih. Dia meramas engkau hingga kau menjadi lembut; Dan kemudian dia
mengangkat engkau ke api sucinya sehingga engkau bisa menjadi hidangan
suci untuk pesta kudus Tuhan. Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang
Cinta, supaya bisa kau fahami rahsia hatimu, dan di dalam pemahaman dia
menjadi sekeping hati Kehidupan. Namun pabila dalam ketakutanmu kau
hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta. Maka lebih baiklah
bagimu untuk menutupi tubuhmu dan melangkah keluar dari lantai-penebah
cinta. Memasuki dunia tanpa musim tempat kau dapat tertawa, tapi tak
seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta
tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil
apa-apa pun kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tiada memiliki, pun
tiada ingin dimiliki; Kerana cinta telah cukup bagi cinta. Pabila kau
mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi
sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan.” Dan jangan mengira
kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu
memang pantas, mengarahkan jalanmu.
Cinta
tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau
mencintai dan memerlukan keghairahan, biarlah ini menjadi keghairahanmu:
Luluhkan dirimu dan mengalirlah bagaikan anak sungai, yang menyanyikan
alunannnya bagai sang malam. Kenalilah penderitaan dari kelembutan yang
begitu jauh. Rasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta; Dan
menitiskan darah dengan ikhlas dan gembira. Terjaga di kala fajar dengan
hati berawangan dan mensyukuri hari baru penuh cahaya kasih; Istirah di
kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap; Kembali
ke rumah di kala senja dengan rasa syukur; Dan kemudian tidur bersama
doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sekuntum nyanyian puji-pujian pada
bibirmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar